Senin, 16 Mei 2016

Sebuah Kekaguman Untuk Gunung Kidul

Dimulai dengan pemberitaan di tv nasional tentang kekeringan salah satu kabupaten di DI Yogyakarta. Saat itu saya nggak pernah tau, kalau Gunung Kidul itu adalah Kabupaten, saya berfikir itu adalah salah satu desa di Pulau Jawa sana. Dan saya tidak pernah menyangka jika salah satu Kabupaten termiskin itu ada di Jogjakarta, Gunung Kidul itulah. Dan saya juga tidak pernah menyangka, kalau Gunung Kidul itu mempunyai pantai-pantai yang bagus2 dan penduduk sangat-sangat ramah dan sangat-sangat halus bahasanya, saya sampai ga tega mau berbicara dengan mereka, karena takut mereka kaget dengan gaya bahasa saya yang ceplas ceplos gak jelas:))  



Ditemani oleh teman kantor yang mau aja saya karyakan alias nganterin keliling Gunung Kidul, mulailah kami menyusuri Kabupaten ini. Karena rute perjalanan-nya kami mulai dari Imogiri-Bantul, jadinya perjalanan-nya menanjaki bukit2 sepanjang jalan. Dan sepanjang jalan menanjak tersebut kiri kanan pemandangan-nya hanya hutan jati yang sangat sepi. Jalan-jalan yang kami lewati pun sangat sepi dari kendaraan. Kami melewati beberapa desa, yang juga sangat sepi. Ketika kami bertemu rumah-rumah sederhana di pinggir jalan, keadaan-nya pun sangat sepi. Saya tidak melihat orang berlalu lalang ataupun sekedar ngobrol depan rumah.



Saya lalu bertanya ke teman saya, "kok sepi banget yaa??kok nggak ada orang lewat?kok di rumah-rumah itu ada jagung kering yang ditumpuk depan rumah?kok sepanjang jalan hanya pohon jati dan kebun tebu saja yang kita lihat?kok kek mistis banget ini tempat??" Dan setelah mendapat penjelasan panjang kali lebar dari teman saya, saya baru mengerti kenapa daerah ini sangat kering, kenapa daerah ini sangat sepi dan tidak melihat orang-orang menghabiskan waktu-nya utuk ber "gosip"di depan rumah. Rupanya semua orang turun ke kebun, mulai dari orang muda sampai dengan orang paling tua sekalipun. Dan benar, ketika kami mengunjungi pantai-pantai-nya, kami sering bertemu dengan truck2 yang membawa ibu2 dan oma2 atau bapak2 dan opa2 yang akan bekerja di kebun, entah kebun siapa. Hal yang tidak pernah saya lihat di Sulawesi, terutama di Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, orang-orang yang sudah lansia masih bekerja turun ke ladang atau kebun. Saya melihat semangat untuk produktif dalam diri orang-orang Gunung Kidul, kalau mereka tidak bekerja mereka tidak bisa makan. Kalau kamu jalan-jalan ke Manado, kamu akan lihat orang-orang yang masih muda, laki-laki2/perempuan masih pagi sudah duduk bergosip sepanjang pagi hingga siang. 

Saya baru tau kalau di Gunung Kidul curah hujannya ternyata sedikit, saat kota Yogyakarta udah banjir2 karena hujan lebat, di Gunung Kidul malah panas banget. Tapi sekarang Gunung Kidul sudah tidak sekering dulu, teman-teman dari UGM dan pemerintah setempat  sudah mengusahakan membuat sumur-sumur resapan untuk bisa mengairi tanah di Gunung Kidul. Di Gunung Kidul kamu akan bertemu dengan penjual belalang goreng, kata orang-orang sih gurih dan enak dan dijadikan ole2 dari Gunung Kidul. Saya sih belum punya nyali makan yang begituan. Saya belum puas hanya sehari doang keliling Gunung Kidul, saya akan kembali lagi menyusuri sisi lain Gunung Kidul :) 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar