Sebenarnya saya tidak tertarik untuk backpacker-an ke Singapore, tapi karena pas liat tiket air asia + hotel yang murah-nya minta ampun hanya Rp 1.200.000 (Jakarta-Singapore PP + Hotel 3D2N) saya akhirnya memutuskan mengambil tiket-nya. Dan inilah solo traveling pertama saya di luar Indonesia.
Hotel-nya sendiri berada di Lt. 3, jadi dengan kaki yang udah pegel-pegel masih harus naik lagi 3 lantai, dan saya harus mencet bel kencang2 supaya dibukain pintunya dari dalam (next cari hotel yang receptionist-nya di lantai paling dasar saja!!)..
Sebelum berangkat, saya sudah nge-booking tiket masuk nonton Wings Of Time dan Tiket Bus Hop On Hop Off di mba Darling Murdijanto (Jalanjajansingapura.com / line:Darling Murdijanto), harganya lebih murah dan pembayaran-nya bisa setelah kita terima tiket-nya di tempat. Si Mba-nya mau kok nganterin tiket-nya ke hotel :).
Waktu ditanya sama teman-teman, "ngapain backpackeran ke singapura?mahal tau, ga ada lagi yang bisa di eksplore selain wisata belanja dan wisata-wisata buatan lain-nya", saya pun memutar otak, saya harus membuat liburan sebentar ini berkesan buat saya pribadi. Jadilah sore itu saya belajar naik MRT sendiri mulai dari ujung ke ujung. Setelah nonton WOT jam 20.15 saya kembali menyusuri jalan-jalan tiap statiun yang di lalui jalur MRT, kenapa saya ga berhenti naik turun MRT, karena saya sudah beli tiket 3day pass, jadi biar ga rugi-rugi banget saya manfaatin deh tiket-nya keliling Singapura.
Di hari kedua saya kembali menyusuri sisi lain singapura menggunakan Bus Hop On Hop Off, nahh sama juga karena saya tidak ingin rugi semua Bus dengan rute yang berbeda-beda saya naikin, karena tiket-nya berlaku 1hari full. Setelah capek keliling singapura sore-nya saya kembali ke hotel istirahat. Nah sepanjang jalan kaki saya pegel-pegel dan badan saya rasanya remuk tulang-tulang-nya, saya mencoba mencari tempat pijat yang murah. Ternyata memang yaa semua-nya mahal-mahal. Entah kecapean entah udah lemes, ketika saya melewati salah satu Spa dekat hotel, saya melihat ada paket diskon-an. saya langsung masuk untuk request salah satu paket yang di diskon. Entah mata saya agak jurig atau ngantuk saya malah memilih paket yang memang sih diskon, tapi harganya lebih mahal diabandingkan yang lain. Saya melihat-nya S$10.8 dan dengan santainya saya naik untuk dipijat, sebelum dipijat agak gak enak juga perasaan-nya dan kembali mengingat2, bener gak sih 10.8??kok bisa 2jam yaa?sementara di tempat lain 1jam S$50 kenapa ini lebih murah??tapi saya sudah tidak bisa lagi membatalkan transaksi, dipijatlah saya selama 2 jam, yang rasanya biasa banget. Dannnn taaadaaaaaaa....ketika akan membayar di kasir total-nya S$115.5, angka yang sebelum-nya saya lihat S$10.8 ternyata S$108 sodara-sodara...kalau di rupiahkan Rp 1.155.000...pijat macam apaaa??saya langsung lemes setelah keluar dari Spa tersebut dan menyesal-menyesal minta ampun :'(...lain kali kalau pergi traveling bawa koyo dan balsem yang super HoTTT biar gak perlu nyari tukang urut segala di negara orang.
Sebenar-nya datang ke Singapura tidak harus selalu belanja, memang sih hidup di sana mahal banget. Makan, minum, pijat, hotel semua-nya mahal. Tapi saya bisa mengerti kenapa bisa mahal banget biaya hidup di sana, karena negara tersebut tidak memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang banyak seperti Indonesia. Tapi transportasi umum menurut saya dipermudah, fasilitas umum juga gampang nemuin-nya dan tidak susah untuk menggunakan-nya, jadi Pajak-nya memang dipergunakan dengan sebagaimana seharus-nya. Yang membuat saya bingung, kenapa orang-orang Indonesia demen banget menghabiskan uang-nya berbelanja di Singapura??? Teman kamar saya dari Jepang dan Rusia sempat heran ketika mengetahui saya dari Indonesia datang liburan ke Singapura. Mereka bertanya, "why you traveling to singapore?your country so beautiful and the people very friendly..." Walaupun negara maju, tapi memang selama di sana saya tidak melihat orang-orang yang ramah, receptionist hotel pun tidak ada senyum-senyum-nya sama sekali. So, masih kurang bersyukur apalagi kita yang tinggal di Indonesia??mungkin kita-kitalah yang tinggal di Indonesia yang tidak tau diri, selalu melihat negara lain lebih bagus dari negeri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar